Proyeksi Nilai Tukar Rupiah Hari Ini: 16.200-16.250 pe Dolar AS

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Liputan6.com, Jakarta Pengamat pasar finansial Ariston Tjendra memproyeksi rupiah melemah pada Rabu (17/4/2024).

Ariston memandang indeks dolar AS pagi ini terlihat tetap di level tinggi, ialah di atas kisaran 106. Menurutnya, penguatan dolar  dipengaruhi oleh bentrok di Timur Tengah nan memanas.

Selain itu, dolar menguat juga dipengaruhi oleh pernyataan Gubernur bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell nan menyatakan bahwa inflasi AS tetap belum terlihat untuk turun ke sasaran 2 persen. 

"Pasar bisa menyimpulkan bahwa The Fed bakal menunda kebijakan pemangkasannya. Oleh lantaran itu tekanan dolar AS terhadap rupiah mungkin bisa terjadi juga hari ini," kata Ariston, Rabu (17/4/2024).

Proyeksi Rupiah

Dengan demikian, atas sentimen tersebut Ariston memproyeksikan rupiah dapat melemah ke level 16.200 hingga 16.250 per dolar AS pada hari ini.

"Potensi pelemahan rupiah ke arah Rp 16.200-16.250 dengan potensi support di kisaran 16.100," ujarnya.

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka berada di posisi 16.250 di perdagangan pasar spot pada Rabu (17/4) pagi. Rupiah melemah 74,3 poin alias minus 0,46 persen dari posisi sebelumnya.

* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Duh! Rupiah Rabu Pagi Tergelincir Tembus 16.252 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah pada awal perdagangan Rabu pagi, rupiah tergelincir 76 poin alias 0,47 persen menjadi 16.252 per dolar AS dari sebelumnya rupiah berada di 16.176 per dolar AS.

Pelemahan nilai tukar rupiah ini dipengaruhi oleh info inflasi Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) Amerika Serikat (AS) Maret 2024 nan naik.

"Hal tersebut terjadi lantaran pada beberapa rilisan nomor esensial krusial Amerika nan mendukung kekokohan dolar AS, nomor Inflasi Consumer Price Index periode bulanan naik menjadi 0,4 persen dari perkiraan 0,3 persen," kata analis Finex Brahmantya Himawan dikutip dari Antara, Rabu (17/4/2024).

Brahmantya menuturkan rupiah saat ini terbebani dan telah mencapai lebih dari 16.000, apalagi perputaran duit nan besar selama Ramadan dan Idul Fitri tetap belum bisa membendung akibat penguatan dolar AS terhadap rupiah, sehingga dapat dikatakan aspek dari luar nan lebih dominan dalam pelemahan rupiah ini.

Data CPI AS

Angka CPI AS periode tahunan pada Maret 2024 juga naik menjadi 3,5 persen dari periode sebelumnya nan hanya 3,2 persen.

Angka tersebut mengindikasikan bahwa sasaran inflasi bank sentral AS alias The Fed tetap jauh sehingga pemangkasan suku kembang kebijakan AS berpotensi tidak terjadi dalam waktu dekat, sebagaimana nan dikatakan Ketua The Fed Jerome Powel bahwa tetap menanti isyarat dan nomor inflasi mengarah ke 2 persen.

Disusul nomor penjualan ritel Amerika nan meningkat menjadi 0,7 persen, jauh di atas perkiraan nan hanya 0,4 persen, mengukuhkan penguatan dolar AS terhadap rupiah.

* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.

Sumber Bisnis LP6
Bisnis LP6