Google Kembali Tunda Penghentian Cookies Pihak Ketiga di Chrome, Apa Alasannya?

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - Google sudah lama berjanji bakal menghapus cookies pihak ketiga di Chrome secara bertahap, namun hingga saat ini perusahaan belum juga melakukannya.

Google menjanjikan perihal itu sejak 2020, lampau bakal melakukannya kembali pada tahun 2023 dan kemudian pada 2024.

Awal 2024, Google sempat menonaktifkan cookies untuk satu persen pengguna Chrome, namun upaya tersebut terhenti begitu saja. Kini, perusahaan mengatakan bahwa inisiatif itu tidak bakal terjadi hingga tahun depan. Demikian seperti dikutip dari Engadget, Jumat (26/4/2024).

Dalam perihal ini Google bekerja sama dengan Otoritas Persaingan dan Pasar (Competition and Markets Authority/CMA) Inggris untuk memastikan bahwa perangkat apa pun nan diterapkan untuk menggantikan keahlian pencarian dan pengukuran cookies tidak berkarakter anti-persaingan.

Alat-alat ini secara kolektif dikenal sebagai Privacy Sandbox dan Google mengatakan mereka kudu menunggu hingga CMA mempunyai “waktu nan cukup untuk meninjau” hasil uji industri nan bakal diberikan pada akhir Juni 2024.

Privacy Sandbox Google kerap menimbulkan kontroversi dalam beberapa tahun terakhir. Alat ini menuai keluhan dari perusahaan teknologi iklan, penerbit, dan biro iklan--dengan argumen susah dioperasikan, tidak cukup menggantikan cookies tradisional, dan memberikan terlalu banyak kekuasaan kepada Google.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Google mengatakan telah menyadari tantangan nan sedang berjalan mengenai dengan merekonsiliasi masukan nan berbeda dari industri, regulator, dan pengembang.

Itu adalah argumen lain mengenai penundaan penghentiaan cookies pihak ketiga di Chrome hingga tahun depan.

CMA bukan satu-satunya badan pengawas nan memberikan perhatian terhadap penerapan perangkat Privacy Sandbox saat ini.

Kantor Komisaris Informasi nan berbasis di Inggris menyusun laporan nan mengindikasikan bahwa perangkat ini dapat digunakan oleh pengiklan untuk mengidentifikasi konsumen.

* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Google Chrome Berbayar Resmi Diluncurkan, Cek Fitur dan Harganya

Google Chrome adalah salah satu browser (perambang) paling terkenal di dunia, lantaran mudah digunakan dan beragam fitur tambahan nan bisa dipasang.

Saking populernya, wajar bila Google Chrome selalu menjadi sasaran hacker alias penyebar malware untuk mengeksploitasi celah keamanan di peramban tersebut.

Akan tetapi, raksasa mesin pencari tersebut tentunya tidak mau tinggal tak bersuara dan terus memperbarui celah keamanan agar info pengguna mereka tetap kondusif dan tidak dicuri penjahat siber.

Karena itu, Google memberikan peningkatan keamanan di Chrome bagi pengguna bisnis. Disebut Chrome Enterprise Premium, browser berbayar ini bakal datang dengan keamanan tingkat tinggi.

Perkenalkan Chrome Enterprise Premium, di mana pengguna dapat memilih opsi Core (gratis) dan Premium (berbayar) seharga USD 6 alias Rp 96 ribuan per bulan.

Mengutip Android Police, Senin (15/4/2024), Google memposisikan produk konsentrasi pada upaya ini sebagai browser nan dapat memberikan perlindungan info lebih kondusif kepada pengguna saat online.

Lalu apa bedanya fitur Google Chrome Enterprise Premium berbayar dan gratis? Dijelaskan, jenis berbayar sudah dilengkapi dengan fitur pencegah kehilangan info dan pemindai malware nan mendalam.

Sementara itu, bagi layanan Google Chrome Enterprise Core tidak mempunyai keahlian tersebut dan tetap banyak lagi. Meski begitu, jenis cuma-cuma ini juga tetap menawarkan perlindungan umum terhadap phishing dan malware.

Terlepas dari dua jasa baru tersebut, Google tidak melupakan pengguna Chrome standarnya. Baru-baru ini, perusahaan mulai menguji fitur keamanan baru.

Adapun fitur baru Google Chrome tersebut, pengguna mempunyai kontrol lebih besar atas situs mana saya nan dapat mengakses mouse dan keyboard.

Ini mungkin terlihat perihal kecil, tetapi fitur baru Google Chrome tersebut sangat berfaedah dalam membatasi akses pelaku kejahatan terhadap info sensitif pengguna.* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Google Bakal Hapus Semua Data Browsing Milik Pengguna Chrome Incognito

Di sisi lain, Google dilaporkan bakal menghancurkan 'miliaran data' nan dikumpulkan secara tidak betul dari pengguna Chrome Incognito.

Perusahaan juga bakal lebih transparan mengenai pengumpulan info dan mempertahankan setelan nan memblokir cookies pihak ketiga Chrome secara default selama lima tahun ke depan.

Langkah nan dilakukan Google berangkaian dengan gugatan class action kepada perusahaan atas pencarian pengguna Incognito oleh Chrome.

Diajukan pada tahun 2020, sebagaimana diwartakan The Wall Street Journal, gugatan tersebut mengharuskan Google bayar tukar rugi sebesar USD 5 miliar alias sekitar Rp 79,6 triliun.

Gugatan tersebut menuduh Google menyesatkan pengguna Chrome tentang mode Incognito. Perusahaan menyatakan telah memberi tahu pengguna bahwa info mereka berkarakter pribadi, meskipun perusahaan memantau aktivitas mereka.

Google Digugat Pengguna Chrome

Google membela praktiknya dengan menyatakan telah memperingatkan pengguna Chrome bahwa mode Incognito “bukan berfaedah ‘tidak terlihat’” dan situs tetap dapat memandang aktivitas mereka.

Mengutip Engadget, Selasa (2/4/2024), gugatan tersebut awalnya meminta tukar rugi sebesar USD 5.000 (sekitar Rp 79,6 juta) per pengguna atas dugaan pelanggaran mengenai penyadapan telepon federal dan undang-undang privasi California.

Google mencoba melawan gugutan itu, namun gagal. Hakim Lucy Koh memutuskan pada 2021 bahwa perusahaan “tidak memberi tahu” pengguna jika mereka tetap mengumpulkan info saat mode Incognito aktif.

Gugatan tersebut mencakup email, nan pada akhir tahun 2022 mengungkapkan secara publik tentang sejumlah kekhawatiran perusahaan tentang privasi tiruan Incognito.

Pada 2019, Chief Marketing Officer Google Lorraine Twohill menyarankan kepada CEO Sundar Pichai bahwa “private” adalah istilah nan salah untuk mode Incognito pada Google Chrome karena berisiko memperburuk kesalahpahaman. 

INFOGRAFIS: Subsidi Kuota Internet Untuk Peserta Didik (Liputan6.com / Abdillah)

* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.

Sumber Teknologi LP6
Teknologi LP6