Stok Bawang Putih Menipis Bikin Harga Naik, Mendag Minta Pengusaha Segera Impor

Sedang Trending 3 minggu yang lalu

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meminta pengusaha bawang putih segera merealisasikan impor lantaran perizinan impor dari Kementerian Perdagangan sudah diterbitkan.

Zulkifli mengatakan, stok bawang putih nasional mulai berkurang sehingga menyebabkan kenaikan nilai di sejumlah daerah.

"Bawang putih tadi naik sedikit, makanya tadi kami sudah kasih izin impor. Kami bakal cek, jika belum dikerjakan, kami bakal penalti," ujar Zulkifli dikutip dari Antara, Selasa (30/4/2024).

Sementara itu, Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan (Kemendag) Bambang Wisnubroto mengatakan, pihaknya terus mendorong pengusaha dapat segera melaksanakan penugasan impor bawang putih.

Bambang menyebut, tidak ditemukan hambatan dalam proses pengedaran rantai pasok dari China. Oleh karenanya, impor bawang putih kudu segera direalisasikan untuk menekan nilai di pasar.

"Info nan kami terima dari sana (China) aman-aman saja, enggak ada kendala, walaupun memang ada kenaikan di sana sedikit, tapi kata importir aman. Memang realisasinya saja nan kami genjot," kata Bambang.

Berdasarkan info Kemendag per 26 April 2024, nilai satuan nasional bawang putih untuk Grade A (Kating) Rp46.400 per kilogram (naik 8,41 persen), Grade B (Honan) Rp45.300 per kilogram (naik 4,62 persen), sedangkan nilai pasar induk Grade A Rp41.200 per kilogram (naik 8,71 persen), Grade B Rp36.300 per kilogram (naik 9,34 persen).

Dari total perizinan impor bawang putih nan sudah diterbitkan ialah 244.194 ton, baru terealisasi 102.950 ton alias 42,2 persen. Sementara dari total alokasi impor selama setahun nan sebesar 645.025 ton, baru terealisasi 15,9 persen.

* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Harga Pangan Sering Naik dan Turun, Mendag Minta Dimaklumi

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengakui jika nilai pangan kerap naik turun alias naik-turun. Seeprti contohnya bawang merah saat ini nan melonjak tinggi alias beberapa waktu lampau nilai cabe nan melambung. 

Zulkifli Hasan menyebut, sejumlah harga pangan memang mengalami kenaikan sewaktu-waktu. Kenaikan nilai pangan ini terjadi lantaran kondisi geografis Indonesia nan kepulauan dan saling berjauhan. Hal ini membikin ongkos transportasi alias pengedaran nan tak kecil.

"Tentu ada kekurangan, saya kira minta maklumi lantaran Indonesia negara besar, kepulauannya jauh-jauh," kata Zulkifli Hasan kepada media di  instansi Kementerian Perdagangan, Kamis (25/4/2024).

Tetapi secara umum, Zulkifli Hasan melihat, saat periode libur panjang seperti Lebaran, Natal dan Tahun Baru, pengedaran pangan bisa melangkah baik.  

"Stok cukup, nilai bisa dikendalikan," bebernya.Mendag pun menyoroti keahlian perekonomian Indonesia nan stabil selama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam beberapa waktu terakhir. Salah satunya neraca jual beli nan surplus selama 47 bulan berturut-turut sebesar USD 4,47 miliar pada Maret 2024, pertumbuhan ekonomi rata-rata 5 persen, serta nomor inflasi nan terjaga.

Terkait kenaikan nilai bawang merah, dia memastikan tidak bakal ada impor. Ia pun ialah produksi dalam negeri bakal kembali melangkah normal dalam kurun waktu sepekan.

"Bawang merah enggak ada impor, enggak bisa. Kalau ada masuk bawang merah di luar kita sikat," ucapnya. 

Lebih lanjut mendag menjelaskan, kenaikan nilai bawang merah salah satunya disebabkan oleh musim hujan nan membikin wilayah penghasil bawang merah kebanjiran. Ia pun memastikan nilai bakal kembali normal dalam sepekan ke depan, lantaran pedagang sudah kembali melakukan aktivitas jual setelah libur Lebaran Idul Fitri 2024.

“Banjir (berlangsung) hanya sebentar. Kalau banjir ya sudah, paling seminggu lagi (harga bawang merah) sudah turun,” terangnya.

Kabar Gembira, Harga Pangan Dunia Mulai Turun di 2024

Sebelumnya, lonjakan nilai pangan di seluruh bumi diperkirakan bakal mencapai titik terendahnya tahun ini.

Dikutip dari CNBC International, Selasa (23/4/2024) Oxford Economics dalam catatan terbarunya mengungkapkan, nilai pangan dunia diperkirakan bakal turun pada tahun 2024, sehingga memberikan sedikit kelegaan bagi pembeli.

“Perkiraan dasar kami adalah nilai komoditas pangan bumi bakal mencatat penurunan tahunan tahun ini, sehingga mengurangi tekanan pada nilai satuan pangan di sektor hilir,” tulis Oxford Economics dalam catatannya.

Oxford Economics menjelaskan, aspek pendorong utama di kembali penurunan nilai komoditas pangan adalah persediaan nan melimpah untuk beragam tanaman penting, terutama gandum dan jagung.

Panen besar-besaran dalam beberapa bulan terakhir untuk kedua tanaman pokok tersebut menyebabkan penurunan nilai secara terus-menerus.

Produksi Meningkat

Harga gandum dunia telah turun nyaris 10% year-to-date, sementara jagung berjangka turun sekitar 6% dibandingkan periode nan sama, menurut info FactSet.

Para petani meningkatkan produksi gandum dan biji-bijian jagung menyusul kenaikan nilai setelah Rusia memulai menginvasi Ukraina pada tahun 2022.

Peristiwa itu mendorong nilai panen jagung dunia untuk tahun pemasaran nan berhujung pada bulan Agustus tahun ini kemungkinan bakal mencapai rekor tertinggi, menurut kajian Oxford.

Panen gandum juga diperkirakan bakal tinggi, meskipun sedikit lebih rendah dari rekor tertinggi pada tahun pemasaran 2022 hingga 2023.

* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.

Sumber Bisnis LP6
Bisnis LP6