PLN dan Huawei Garap Proyek Bareng, Apa Itu?

Sedang Trending 3 minggu yang lalu

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) melakukan proyek kerjasama Joint Innovation Center (JIC) dengan PT Huawei Tech Investment, nan bakal menjadi salah satu fondasi pengembangan teknologi ketenagalistrikan baru di bagian ICT.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengapresiasi kemajuan dan penemuan nan dilakukan JIC dalam merespons kebutuhan digitalisasi nan dihadapi PLN semenjak peresmiannya pada November 2023 lalu. Dirinya memandang kerjasama ini menjadi tonggak sejarah gimana organisasi dunia berasosiasi memerangi krisis perubahan iklim.

"JIC ini dimaksudkan untuk memetakan setiap tantangan teknis, strategis, operasional dan juga investasi. Dengan langkah demikian, setiap tantangan dapat diatasi, dapat dimitigasi, dan dapat dikelola agar kita bisa terus maju dan mencapai misi transisi energi," ujar Darmawan dalam keterangan tertulis, Selasa (30/4/2024).

Darmawan menjabarkan, sejak dibentuk 5 bulan lalu, JIC telah memberikan kontribusi nan signifikan dengan keberhasilan beberapa pilot project. Antara lain, teknologi IoT dalam jaringan pengedaran nan disebut Intelligence Distribution Solution (IDS) dipadukan dengan One Fiber Multi-Services (1FMS).

Ke depannya JIC juga bakal melakukan pengembangan smart inspection jaringan transmisi, operasi jaringan digital, peningkatan SDM nan menguasai teknologi terbaru.

Lebih lanjut, Darmawan mengungkapkan, keberadaan JIC juga bakal mendukung skema Accelerated Renewable Energy Development (ARED) dalam rangka mempercepat transisi energi.

Kelistrikan Andal

Melalui ARED, PLN membangun sistem kelistrikan andal nan dilengkapi smart grid untuk mengintegrasikan sistem pembangkitan, transmisi, pengedaran dan jasa pelanggan.

"Dengan smart grid kami dapat menyelaraskan pengoperasian sistem penyimpanan daya dalam corak baterai sebagai base-load untuk menyiasati tantangan intermitensi daya baru terbarukan (EBT). Hal ini juga memungkinkan penyaluran listrik dari sumber EBT dari letak nan sangat jauh ke pusat demand," ungkapnya.

Sementara itu Vice President & CEO Digitalisasi Tenaga Listrik Huawei, David Sun berambisi beragam pencapaian JIC tersebut dapat berfaedah untuk industri kelistrikan di Indonesia, khususnya PLN. Terutama dalam meningkatkan efisiensi perusahaan dan pelayanan terhadap pelanggan.

"Dalam proses mendorong transformasi digital di PLN, JIC punya peranan penting. Salah satunya teknologi nan kami bawa dalam kerjasama ini adalah pengembangan 1FMS nan kami percaya bakal menjadi benchmark kelas bumi di masa depan," kata David Sun.

* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Indonesia Lobi Belanda Investasi Infrastruktur Listrik Antarpulau

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengundang investasi perusahaan Belanda untuk berinvestasi di bagian daya bersih dan infrastruktur listrik antar pulau.

Undangan itu disampaikan dalam kunjungan kerja Menteri ESDM ke Belanda, melakukan pertemuan bilateral dengan Deputi Prime Minister dan Minister for Climate and Energy Policy Belanda, Rob Jetten pada pekan ini.

"Kami mengundang perusahaan Belanda untuk dapat melakukan investasi di bagian daya bersih dan juga prasarana ketenagalistrikan antarpulau di Indonesia. Indonesia juga mempunyai sumber mineral nan dapat mendukung penyelenggaraan transisi daya dan membuka kerja sama dalam pengembangan industri hilir," ujar Arifin dikutip dari keterangan resmi Kementerian ESDM, Jumat (26/4/2024).

Selain kedua bagian tersebut, terdapat pula kesempatan kerja sama di bagian biofuel.

Pada pertemuan bilateral tersebut, Rob Jetten menyambut baik kesempatan kerja sama dengan Indonesia. Jetten menyampaikan bakal membujuk badan upaya Belanda, termasuk badan upaya di Uni Eropa, dan mengonsolidasikan support pendanaan dan investasi pengembangan prasarana ketenagalistrikan serta daya baru dan terbarukan.

Sebelumnya pada 1 September 2022 di Bali, Arifin dengan Minister Rob Jetten melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara RI-Belanda on Cooperation in the Field of Energy Transition to Combat Climate Change di sela-sela penyelenggaraan ETMM (Energy Transitions Ministerial Meeting G20).

Pada saat itu, keduanya juga menyaksikan Penandatanganan Joint Study Agreement (JSA) antara PT Pertamina Power Indonesia (Pertamina NRE) dan Pondera Development BV.

PLN Nusantara Power Mampu Pangkas 17 Juta Ton Emisi Karbon

Sebelumnya, PLN Nusantara Power (PLN NP) tengah mendorong percepatan transisi daya di Indonesia demi Nusantara nan lebih hijau dengan mengurangi emisi karbon (CO2) pada nomor 17 juta ton co2.

Perusahaan berkomitmen dalam mewujudkan Indonesia nan lebih hijau. Melalui beragam penemuan salah satunya adalah menjadi penyedia bursa karbon terbesar di Indonesia, co-firing dan proyek daya baru terbarukan (EBT) bertema Green Energy Movement (GEM).

Hampir 1 juta karbon telah diperdagangkan di Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) oleh PLN Nusantara Power melalui PLTGU Muara Karang Blok 3.

Direktur Human Capital Management dan Administrasi Karyawan Aji menyampaikan makna krusial telah melantainya bursa carbon ini.

Menurutnya, PLN NP mengusahakan dari beragam sisi untuk mencapai Net Zero Emission di tahun 2060 alias lebih cepat.

"Selain melalui bursa karbon, terdapat 11 PLTU PLN NP nan telah menjadi peserta perdagangan karbon dan mendapatkan kuota Persetujuan Teknis pemisah Atas Emisi Pelaku Usaha (PTBAE-PU) nan disetujui oleh Kementerian ESDM dengan jumlah nan dapat diperdagangkan mencapai 35 juta ton," jelas dia.

Salah satu keahlian apik PLN NP ditunjukkan melalui produksi daya bersih nan berasal dari co-firing sepanjang tahun 2023 sebanyak 525,62 GWh alias setara dengan reduksi emisi karbon sebesar 533.291,79MT.

Hingga kini, PLN NP telah melaksanakan co-firing secara kontinyu pada 24 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) nan tersebar di seluruh Indonesia.

"Sejalan dengan semangat bumi dalam menurunkan suhu bumi dan tertuang pada Paris Agreement, PLN Nusantara Power berkontribusi melalui Green Energy Movement," terang Aji.

Green Energy Movement

Green Energy Movement ini diwujudkan tidak hanya melalui cofiring pada PLTU nan telah beroperasi, namun juga kesungguhan perusahaan dalam membangun pembangkit listrik nan ramah lingkungan seperti PLTS, PLTA, dan juga PLTB.

Di tahun 2023, PLN NP telah sukses menyelesaikan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata nan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Melalui PLTS ini kami bisa menghindarkan sebesar 214.000 ton co2 setiap tahunnya.

"Kami juga senantiasa mendukung smart city di Ibu Kota Negara (IKN) melalui penyediaan listrik bersih nan berasal dari PLTS IKN 50 MW. Saat ini kami telah menyelesaikan 10 MW tahap pertama," tambah Aji.

* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.

Sumber Bisnis LP6
Bisnis LP6