Indonesia Berpotensi Jadi Pemimpin Kripto di ASEAN

Sedang Trending 3 minggu yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti, Tirta Karma Senjaya, berbincang tentang mengambil aset mata uang digital dan Web3 di Indonesia dalam aktivitas Crypto Investors Outlook (CIO) 2024, belum lama ini.

Tirta menyebut transaksi mata uang digital di Indonesia mencapai Rp 859,4 triliun pada 2021. Ia pun optimistis volume transaksi mata uang digital di Tanah Air dapat menembus nilai tersebut pada 2024, sehingga Indonesia berkesempatan menjadi pemimpin mata uang digital di ASEAN.

Hal ini didukung dengan minat terhadap aset kripto nan meningkat sepanjang tahun ini dan ekosistem mata uang digital nan berkembang signifikan di Indonesia.

"Ini termasuk 35 exchange mata uang digital nan terdaftar di Bappebti, nan mana empat di antaranya secara resmi telah menjadi personil bursa mata uang digital di Indonesia," ungkap Tirta, dikutip Selasa (30/4/2024).

Di sisi lain, per 20 April 2024, Bitcoin (BTC) resmi melakukan halving keempat, di mana hadiah Bitcoin kepada penambang berkurang setengahnya dari 6,25 menjadi 3,125.

Berbeda dari tahun 2020 saat halving ketiga terjadi, di halving keempat ini, Bitcoin telah diadopsi oleh lembaga besar.

Menurut Brenda Andrina nan dikenal sebagai pembuat konten dan edukator Web3, nilai Bitcoin saat ini sangat dipengaruhi oleh lembaga besar.

“Sejak Bitcoin mencetak nilai tertinggi di atas USD 70.000 dan koreksi hingga saat ini, kita memandang outflow BTC nan besar dari ETF Grayscale,” katanya.

Brenda optimistis, ke depannya bakal lebih banyak produk-produk baru dari lembaga besar nan bakal mendukung mengambil Bitcoin.

* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Siklus Kripto

Perlu diketahui, developer saat ini telah berupaya bereksperimen terhadap jaringan Bitcoin untuk menjadikan mata uang digital ini bukan hanya sekadar menjadi media transfer.

Eksperimen seperti Ordinal pada 2023, dan perkembangan lanjutannya ialah Runes pada 2024, menunjukkan adanya potensi besar dalam perkembangan ekosistem Bitcoin.

“Yang sedang naik saat ini tokenisasi alias RWA (real world assets). Tokenisasi bisa dipakai macam-macam, misal real estate dan tokenisasi bonds, saham, dan aset sekuritas,” ujar Head of Strategy Nanovest, M Yusuf Musa, mengenai narasi potensial.

RWA merupakan salah satu narasi nan kuat di kuartal pertama tahun ini, dengan performa kumpulan aset mata uang digital RWA adalah nan terbaik kedua, setelah sektor memecoin.

Institusi besar seperti BlackRock, tahun ini bakal mengeluarkan aset tertokenisasi setara Dolar AS, ialah BUILD, menambah kepercayaan dari narasi ini.

“Di siklus ini, kita banyak memandang scaling solution untuk Ethereum. Orang-orang condong malas menggunakan Ethereum lantaran mahal,” ungkap Andreas Tobing nan juga dikenal sebagai edukator Web3, mengenai narasi layer-2.

Ia menuturkan, layer-2 untuk Ethereum telah memperlihatkan traffic nan besar dan menjadi familiar bagi pengguna kripto.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi (kanan) sesaat sebelum berbincang berbareng mantan Perdana Menteri Inggris nan juga Pendiri dari Organisasi Nirlaba Tony Blair Insitute, Tony Blair (kiri) di instansi Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Jakarta, Jumat (19/4/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Sumber Teknologi LP6
Teknologi LP6