Cerita Menteri Trenggono Hidupkan Ekosistem Budidaya Lobster di Indonesia

Sedang Trending 3 minggu yang lalu

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan kerjasama dengan Vietnam bakal menghidupkan ekosistem budidaya lobster di Indonesia. Ekosistem nan belum optimal inilah nan selama ini menjadi hambatan perkembangan budidaya lobster nasional.

"Karena ekosistem (budidaya lobster) nya belum jalan optimal selama ini. Tapi dengan langkah ini (kerjasama) ekosistemnya bakal jalan. Contohnya soal pakan, selama ini kan mengandalkan ikan-ikan rucah hasil tangkapan, sementara di Vietnam sudah ada industrinya sendiri," beber Menteri Trenggono dalam aktivitas Indonesia Aquaculture Business Forum (IABF) 2024 di Jakarta, Senin (29/4/2024).

Melalui kesepakatan kerja sama dua negara, pelaku upaya Vietnam nan mau memanfaatkan bibit cerah lobster (BBL), kudu melakukan aktivitas budidaya di Indonesia dengan menggandeng pelaku upaya lokal Indonesia. Dengan skema ini bakal terjadi transfer teknologi hingga etos kerja nan sangat krusial untuk perkembangan budidaya lobster Tanah Air.

Selain persoalan pakan, sambung Menteri Trenggono, upaya nan memproduksi keramba budidaya lobster modern juga minim. Ini juga menjadi tantangan tersendiri di tengah kerjasama nan sudah terjalin dengan Vietnam. Sejauh ini sudah ada lima perusahaan Vietnam nan masuk ke Indonesia, namun aktivitas budidaya belum bisa masif lantaran keterbatasan keramba.

Dengan demikian, lanjutnya, kerja sama perikanan berbareng Vietnam tidak hanya bakal menghidupkan sektor hulu budidaya tapi juga industri hilir lobster, lantaran bakal mendorong hadirnya usaha-usaha turunan di bagian tersebut.

"Harapan saya lobster ini menjadi kekuatan kita nan bakal datang," pungkas Menteri Trenggono.

Masa Depan Budidaya Lobster

Sementara itu, Direktur Pengembangan dan Pengendalian Usaha ID FOOD Dirgayuza Setiawan nan ikut datang sebagai narasumber dalam aktivitas IABF 2024, mengungkapkan keyakinannya bakal masa depan budidaya lobster di Indonesia.

Menurutnya Indonesia punya keahlian dari sisi sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Untuk pengembangan budidaya lobster ini, lanjutnya, selain upaya pemerintah, peran swasta juga sangat penting.

Dia sudah memandang langsung budidaya pembesaran lobster nan dikembangkan pihak swasta di Bangsring, Banyuwangi.

"Indonesia sebenarnya bisa, kita punya sumber daya manusia nan cukup, dan juga punya etos kerja nan cukup baik. Ini tinggal dikembangkan. Dan saya rasa ini (budidaya lobster Bangsring) bisa jadi modeling nan dikembangkan oleh swasta selain dari nan dikembangkan oleh pemerintah (KKP)," urainya.

* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Menteri Trenggono Kewalahan, 2 Tahun Larang Ekspor Benih Lobster Tapi Tetap Kecolongan

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengaku susah mengerem arus ekspor bibit lobster terlarangan dari Indonesia. Padahal, sudah ada patokan penyetopang ekspor bibit cerah lobster (BBL) sejak 2021 lalu.

Trenggono mengaku sejak dikeluarkannya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 17 Tahun 2021 nan mengatur penyetopan ekspor benih lobster, tetap banyak nan lolos secara ilegal.

"Saya mencegah ga bisa, saya jujur saja mencegah ga bisa, Permen KP sudah kita buat ketika saya datang sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan langsung saya terbitkan Peraturan Menteri KP no 17 dan menutup nan namanya ekspor BBL," kata Menteri Trenggono dalam Konferensi Pers, di Jakarta, Senin (29/4/2024).

Setelah patokan itu bertindak selama 2 tahun, dia mengaku tetap menemukan BBL nan diekspor secara ilegal. Meski diakui ada beberapa penangkapan nan sukses dilakukan. Namun, angkanya tetap jauh lebih sedikit daripada ekspor BBL ilegal.

"Dua tahun kemudian kita lakukan riset dan seterusnya nan terjadi adalah ga bisa kita nutup (arus keluar bibit lobster), ada sih sekali dua kali nan ditangkap, tapi nan lolos lebih banyak lagi. Faktanya di sana jalan terus," tuturnya.

Trenggono mencatat, arus keluar dari bibit lobster Indonesia paling banyak ke Vietnam. Saking banyaknya pasokan dari Indonesia, dia menaksir industri pengembangan lobster di Vietnam bisa berakhir total jika sukses disetop.

"Kalau betul-betul itu kita tutup, Vietnam pasti berakhir total lantaran ga ada lagi BBL nan masuk ke sana. Tapi nyatanya ada terus dan jumlahnya besar. dan waktu saya tanya, pakai kaos biasa, yg terjadi begitu, di kampung-kampung di tunjukin lagi udah gede, dikemas," jelasnya.

Tak Mau Rugi Lagi

Lebih lanjut, Trenggono mengaku enggan lebih rugi lagi dari kasus tersebut. Maka, diambil langkah untuk menjalin kerja sama dengan Vietnam.

Hal ini ditunjukkan dengan dibukanya kembali keran ekspor bibit lobster dari Indonesia ke Vietnam. Syaratnya, perlu ada investasi dan budidaya nan dilakukan di Indonesia. Trenggono akhirnya menjalin komunikasi dengan Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan (MARD) Vietnam untuk membuka kerja sama tersebut.

"Kalau kita ga bisa lakuin kayak gitu nan terjadi ya mesti kudu kerja sama, kolaborasi. Itulah nan kemudian saya bisa diterima oleh menteri MARD di sana kemudian kita bicara, lampau menteri MARD juga datang ke Indonesia menindaklanjuti sampai hari ini," urainya.

Indonesia Rajai Budidaya Perikanan Dalam 10 Tahun

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono membidik penguatan budidaya perikanan di Indonesia. Bahkan, dia menargetkan Indonesia bisa merajai budidaya perikanan dalam 10-15 tahun mendatang.

Budidaya ini jadi perhatian Menteri Trenggono di sisa masa jabatannya nan bakal berhujung pada Oktober 2024 mendatang. Dengan penguatan budidaya, dia berambisi penangkapan ikan secara liar bakal bisa ditekan.

"Saya mimpi 10-15 tahun Indonesia jadi negara nan kuat sektor budidaya khususnya budidaya perikanan dan jika kita mempunyai kekuatan maka penangkapan hanya pada ikan unik nan berbobot tinggi dan belum bisa dibudidaya," ujar Menteri Trenggono dalam Konferensi Pers di Jakarta, Senin (29/4/2024).

Sejak ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin KKP, Trenggono mengaku sudah mendatangi banyak negara nan melakukan budidaya. Temuannya, Indonesia banyak tertinggal pada sektor ini dari negara-negara nan didatanginya.

"Saya keliling selama ditugaskan untuk menakhodai KKP ini nyaris banyak negara, dan jujur saya rasa banyak ketinggalan sekali di sektor budidaya," ucapnya.

Sejalan dengan program Penangkapan Ikan Terukur (PIT), Trenggono mau ada penguatan budidaya perikanan di Indonesia. Ada sejumlah jenis perikanan nan menurutnya sudah bisa dikembangkan.

Pada saat nan sama, ada nan tetap perlu penguatan seperti pada budidaya lobster. Maka, dia mengambil langkah untuk menggandeng Vietnam dalam penguatannya. Tercatat, ada sekitar 5 perusahaan asal Vietnam nan tertarik untuk ikut terlibat.

"Lobster nan belum, memang sudah dimulai sporadis di Lombok ada nan melakukan, di Batam juga ada, Sulawesi jg ada, lampau Banyuwangi juga ada, Sibolga, tapi belum sukses dengan baik," terangnya.

* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.

Sumber Bisnis LP6
Bisnis LP6