Serangan Brutal Israel ke RS Indonesia di Gaza Tuai Kecaman, Warganet Ramai Tag Jokowi hingga Menlu Retno di X Twitter

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina, porak-poranda setelah diserang tentara Israel pada 19 November 2023 pukul 21.00 WIB. Serangan ini menewaskan 12 orang dan melukai banyak lainnya.

Warganet Indonesia pun mengecam tindakan Israel nan dianggap melanggar kewenangan asasi manusia dan norma internasional

Banyak nan mengecam tindakan Israel lantaran dianggap melanggar kewenangan asasi manusia dan norma internasional. Diketahui, Rumah Sakit Indonesia di Gaza adalah salah satu simbol solidaritas Indonesia.

Rumah sakit ini dibangun pada Mei 2011, menggunakan biaya sumbangan dari masyarakat di Tanah Air. Baru pada 2015, akhirnya RS Indonesia ini resmi beraksi setelah diresmikan oleh mantan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla.

Namun, sekarang rumah sakit tersebut mengalami kerusakan parah akibat serangan Israel nan menyatakan Rumah Sakit Indonesia menjadi tempat persembunyian dan letak operasional Hamas.

Serangan Israel tersebut menyebabkan 12 orang meninggal syahid dan lainnya luka-luka, sebagaimana dikutip dari kanal Health Liputan6.com, Selasa (21/11/2023).

Kicauan berisi kecaman serta rasa jengkel terhadap tindakan pihak Israel nan menyerang RS Indonesia pun sudah ramai di X Twitter, dan keyword  "RS Indonesia" pun sempat trending topic.

Beberapa warganet juga men-tag Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk mendesak mereka agar mengambil langkah konkret untuk membantu Palestina.

"RS Indonesia berfaedah milik Indonesia kan? Ada bendera Indonesia yg menjadi identitas negara Indonesia, artinya IDF nyerang teritorial Indonesia ga sih? Bisa diberlakukan asas teritorial dong? Mohon pencerahannya," kata @y****.

"Bukankah sama aja dengan menyerang Indonesia? Diem diem bae pak presiden dan pak menhan," ucap @m**** di X Twitter.

"Ayo bu Retno desak terus, kita ngak punya waktu banyak, mereka semua sekarat disana," bunyi cuitan akun @D****.

"Gaskeun lah bu....kutuk doank ga bakal bikin zionis jadi batu," ujar @f****.

Akun @d**** menulis, "Semoga Allah mudahkan smw upaya ya bu they need our help, ASAP!"

"Kami mendukung langkah bu @Menlu_RI, semoga secepatnya terrealisasi.. ambil langkah nyata.. abretkeun Bu Retno," kata @k**** di media sosial itu.

Israel Obrak-Abrik RS Indonesia di Gaza

Rasa sedih dan pilu diungkapkan Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Sarbini Abdul Murad, lantaran adanya serangan Israel secara sadis ke RS Indonesia di Gaza, Palestina. Menurut dia, perihal itu jelas melukai hati rakyat Indonesia.

Seperti diketahui, pembangunan RS Indonesia yang berlokasi di Gaza utara dari hasil sumbangan dan bantuan rakyat Indonesia. Kehadiran rumah sakit pun sebagai corak bahwa Indonesia mendukung perjuangan Palestina.

"Pada hari ini, Rumah Sakit Indonesia diobrak-abrik, dirusak oleh Israel dan ini sangat melukai hati rakyat Indonesia sebagai dermawan abadi, sebagai pendukung kekal terhadap perjuangan rakyat Palestina," ucap Murad saat konvensi pers di Kantor Pusat MER-C Jakarta, Senin (20/11/2023) sore.

Resolusi Gencatan Senjata

Oleh lantaran itu, MER-C meminta khususnya kepada Dewan Keamanan Dunia (Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB) agar Israel melakukan gencatan senjata.

"Gencatan senjata itu berupa pilihan nan sangat tepat untuk menekan dan menghilangkan terjadinya korban-korban sipil nan pada hari ini kita sama-sama memandang begitu mengenaskan," tegas Murad.

"Kami juga minta kepada Bapak Presiden (Joko Widodo/Jokowi) sebagai pemimpin bangsa ini untuk tidak segan-segan dan tidak ragu-ragu untuk sekali lagi meminta kepada Presiden Amerika Serikat (AS) supaya Israel melakukan gencatan senjata."

Selamatkan Warga Gaza

 Twitter @OsaidesserMD.

Sarbini Abdul Murad melanjutkan, gencatan senjata dapat menyelamatkan penduduk Gaza, Palestina dari serangan Israel.

"Karena gencatan senjata ini nan bakal menyelamatkan penduduk Gaza dari keganasan Israel," katanya.

Ia juga meminta kepada International Committee of the Red Cross (ICRC) untuk mengirimkan obat-obatan dan pasokan medis ke RS Indonesia.

"Kami juga minta kepada ICRC agar obat-obatan dan pasokan medis lainnya bisa dikirimkan ke RS Indonesia secara sigap dan jeli sehingga masyarakat, penduduk Gaza nan berdiam di rumah sakit bisa mendapatkan support sesegera mungkin," pungkas Murad.

"Ya walaupun kita ketahui bersama, bahwa untuk mencapai ke utara Gaza ini sesuatu nan sulit, tetapi bukan berfaedah kita meragukan itu."

Cerita Pembangunan RS Indonesia di Gaza

Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari saat menjalani sidang perdana PK kasus korupsi pengadaan perangkat kesehatan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (31/5). Sebelumnya, Siti Fadilah dipidana penjara empat tahun. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Rumah Sakit Indonesia di Gaza mempunyai sejarah pembangunan nan penuh keajaiban. Hal ini disampaikan mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari dalam sebuah keterangan video.

Siti Fadilah bercerita tatkala dia tetap menjabat sebagai Menteri Kesehatan RI ialah periode 2004-2009. Ia menjalin persahabatan dengan menteri-menteri kesehatan di negara lain termasuk Palestina.

“Waktu itu, Palestina sedang dikuasai Hamas, jadi Palestina itu kadang dikuasai grup Hamas, kadang dikuasai grup Fatah. Nah, Menteri Kesehatan Palestina berbisik kepada saya, ‘Bu jika saya kasih tanah di Gaza, bisa enggak Anda bikin rumah sakit?’,” kenang Siti Fadilah dalam video nan diunggah akun TikTok @abidzarghifari.2020, dikutip Rabu (15/11/2023).

Saat mendapat tawaran tersebut, Siti Fadilah belum mendapat gambaran mengenai siapa nan bakal dapat membangunnya.

“Saya enggak kebayang siapa nan mau membikin rumah sakit di sana. Ah pokoknya saya iyain dulu kelak saya cari nan bisa bikin rumah sakit di Gaza,” jelasnya.

Tanah di Gaza untuk Bangun RS

Mantan Menkes, Siti Fadilah Supari (kanan) saat menjalani sidang perdana PK di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (31/5). Sebelumnya, Siti dinyatakan terbukti menyalahgunakan kewenangan pengadaan perangkat kesehatan (alkes). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Pulang dari pertemuan dengan Menkes Palestina, Siti Fadilah pun menghubungi master nan sudah dia kenal sejak lama. Dokter itu adalah pendiri Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Dr. Joserizal Jurnalis, SpOT.

“Begitu pulang dari sana saya memanggil nan namanya Joserizal. Joserizal memang kebetulan sudah dekat dengan saya sejak tsunami (2004). Saya cerita dengan Jose, dikasih tanah di Gaza untuk bangun rumah sakit,” ucap Siti.

Cerita Siti Fadilah Supari sontak disambut antusias oleh Joserizal. Dia sangat berterima kasih lantaran membangun rumah sakit di tanah Gaza adalah impiannya.

Singkat cerita, upaya pencarian biaya pun dilakukan. Dana berasal dari sumbangan masyarakat Islam, dari pengajian ke pengajian.

“Kita kumpulin duit sedikit demi sedikit, ada juga donatur-donatur nan besar. Uang terkumpul kemudian kita rencanakan pembuatan itu," tutur mantan Menkes Siti Fadilah.

Untuk membikin gambar alias kreasi rumah sakit, Siti Fadilah mempercayakannya kepada Presidium MER-C, Faried Thalib.

“Yang merencanakan, nan membikin gambar, Pak Faried Thalib namanya. Sampai sekarang dialah nan ngurus rumah sakit itu," sambung Siti Fadilah.

* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.

Sumber Teknologi LP6
Teknologi LP6