Save Frame, Fitur Baru YouTube untuk Ambil Tangkapan Layar Sekali Pencet

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - YouTube sebagai platform menonton video jagoan banyak orang, terus berupaya meningkatkan pengalaman penggunan. Salah satu fitur terbaru nan sedang diuji adalah Save Frame, nan bakal mempermudah proses pengambilan tangkapan layar dari video YouTube.

Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengambil tangkapan layar dari video YouTube dengan mengklik kanan pada video nan sedang diputar di browser, seperti Chrome dan Microsoft Edge. Kedua browser ini ditenagai mesin Chromium nan sama, sehingga kemungkinan fitur ini bakal tersedia di keduanya.

Save Frame memungkinkan pengguna untuk mengambil tangkapan layar dalam resolusi original dan format PNG, memberikan kualitas gambar nan lebih tinggi dibandingkan dengan format JPG. 

Langkah ini diambil untuk mempermudah proses pengambilan tangkapan layar di web, menghilangkan langkah-langkah kompleks seperti snipping tool alias menekan tombol kegunaan di sebagian laptop.

Menurut News18, dikutip Senin (20/11/2023), pengguna smartphone telah lama mempunyai kemudahan mengambil tangkapan layar dengan menekan tombol daya dan volume secara bersamaan. 

Save Frame menggunakan pendekatan nan sama mudahnya, memungkinkan mereka mengambil tangkapan layar tanpa perlu mengandalkan pintasan keyboard nan kompleks.

Meskipun tetap dalam tahap uji coba, diharapkan bahwa fitur baru ini bakal segera diluncurkan untuk semua pengguna Chrome dan Edge dalam beberapa minggu mendatang. Dengan demikian, pengalaman menonton video di YouTube bakal semakin praktis dan nyaman bagi pengguna browser desktop.

YouTube Uji Coba Fitur Baru Berbasis AI, Tingkatkan Interaksi Penonton dan Kreator

Sebelum itu, YouTube dilaporkan sedang menguji dua fitur baru nan didukung oleh kepintaran buatan (AI) sebagai upayanya meningkatkan keterlibatan pengguna dan memperbaiki pengalaman di platform tersebut.

Fitur pertama nan diuji coba YouTube adalah keahlian untuk mengindentifikasi topik nan ada di kolom komentar. Jadi, AI bekerja mengenali dan mengatur komentar nan diberikan sesuai tema alias topik nan relevan. 

Fitur ini membantu penonton dan pembuat dengan sigap menemukan obrolan nan spesifik di bagian komentar. 

Nantinya, kreator konten konten juga mempunyai opsi mengatur fitur ini dengan menghapus komentar seseorang nan mengenai dengan topik tersebut.

Selain itu, fitur ini hanya terbatas dibuat untuk komentar nan dipublikasikan, tidak termasuk komentar nan diblokir alias nan sedang ditinjau. 

Dilansir GizmoChina, Jumat (10/11/2023), fitur YouTube terbaru ini sedang dalam tahap uji coba dan terbatas pada beberapa video berkata Inggris.

Fitur kedua adalah perangkat bantu percakapan AI semacam chatbot, nan dirancang untuk meningkatkan keterlibatan penonton selama pemutaran video. 

Penonton YouTube dapat mengusulkan pertanyaan, menerima rekomendasi konten terkait, dan apalagi mengikuti kuis untuk meningkatkan pemahaman mereka. 

Alat ini terintegrasi tanpa mengganggu pemutaran video, serta menggunakan pemrosesan bahasa alami untuk memberikan tanggapan nan jeli dan relevan.

Kedua fitur ini sejauh ini hanya tersedia untuk sejumlah personil YouTube Premium dan terus menjalani uji coba serta pengembangan lebih lanjut. 

YouTube Paksa Pengguna Matikan Ad Block untuk Nonton Video

Di sisi lain, YouTube sudah mulai merealisasikan rencananya agar pengguna jasa konten berbagi video tersebut tidak menggunakan ekstension ad block di peramban, seperti Google Chrome hingga Mozilla Firefox.

Sebelumnya, YouTube sudah menyebarkan pesan agar menonaktifkan ad block di peramban untuk dapat lanjut menonton video di layanan streaming milik Google tersebut.

Pada kala itu, hanya beberapa pengguna mendapatkan notifikasi saat nonton video di YouTube bertuliskan, "Ad blockers are not allowed on YouTube."

Pengguna nan tidak berlangganan YouTube Premium, alias tidak menonaktifkan adblock dapat mengeklik simbol [X] di jendela kanan atas pesan pop-up tersebut.

Kini, pengguna bakal diminta untuk menonaktifkan beragam ekstensi ad block ini untuk dapat menonton video di YouTube. Jika tidak, mereka tidak dapat menonton.

Mengutip The Verge, Rabu (1/11/2023), YouTube memperluas praktik untuk menindak keras aplikasi alias ekstensi ad block (pemblokir iklan). 

"Pemblokiran ini telah meluncur secara global, dengan upaya untuk mendorong pengguna mengizinkan iklan alias berlangganan YouTube Premium," kata manajer komunikasi YouTube, Christopher Lawton.

YouTube mengonfirmasi sudah "mematikan" video bagi pengugna nan menggunakan ekstensi ad block sejak Juni 2023. Lawton mengatakan, "penggunaan ad block menyalahi patokan dari terms of service dari layanan streaming tersebut."

YouTube Hadirkan Laman Baru Khusus Berita

Tak hanya itu, YouTube meluncurkan pembaruan nan memudahkan pengguna menonton buletin terkini, serta membantu media penerbit buletin untuk membikin video Shorts. 

Dilansir Tech Crunch, Selasa (24/10/2023), YouTube menghadirkan laman tontonan nan imersif berita. Jadi, laman ini bakal mengumpulkan konten dari beragam sumber media alias penerbit resmi. 

Selain itu, perusahaan streaming video ini juga meluncurkan "Program Inovasi Shorts untuk Berita". Program ini bakal menawarkan biaya finansial dan support lainnya kepada media pemberitaan nan membikin video pendek di platform tersebut.

Untuk memulainya, aplikasi streaming video ini bekerja sama dengan lebih dari 30 organisasi di 10 negara, sekaligus menyediakan total USD 1,6 juta alias Rp 25,3 juta untuk mendanai upaya mereka.

“Selama tahun depan, master YouTube bakal bekerja sama dengan sejumlah media, termasuk Univision di AS, AFP di Prancis, dan Mediacorp di Singapura mengenai strategi konten Shorts dan praktik terbaik produksi video,” ungkap YouTube dalam postingan blognya.

YouTube mengatakan tujuan dari program ini adalah membantu penerbit buletin nan tertarik mengembangkan konten berdurasi pendek, tetapi tidak mempunyai sumber daya untuk melakukannya.

Dalam postingan blognya, YouTube juga mengungkapkan, laman tonton buletin bakal menampilkan konten dari sumber buletin di video on demand, streaming langsung, podcast, dan YouTube Shorts. 

Dengan demikian, penonton dapat menjelajahi buletin dari beragam sumber dan perspektif pandang. Ditambah support beragam format, pengguna diberi pilihan untuk memandang buletin lebih mendalam alias menonton video pendek.

* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.

Sumber Teknologi LP6
Teknologi LP6