Liputan6.com, Jakarta Anak Perusahaan Subholding Upstream Pertamina Hulu Energi, Badak LNG terus membantu pengembangan masyarakat untuk menciptakan peningkatan ekonomi dan kemandirian. Langkahnya antara lain melalui program-program tanggung jawab sosial alias Corporate Social Responsibility (CSR).
Tahun ini, Badak LNG mengusung program CSR nan berfokus pada masyarakat pesisir di Kampung Tihi-Tihi, Kelurahan Bontang Lestari. Program ini diberi nama MENARA MARINA, ialah Menuju Nelayan Ramah Lingkungan Mandiri dan Sejahtera.
Terletak di tengah lautan pesisir Bontang, Kampung Terapung Tihi-Tihi secara geografis tidak begitu strategis. Masyarakat Tihi-Tihi dapat dikatakan sebagai masyarakat rentan lantaran letaknya nan jauh dari daratan menyebabkan penduduk Tihi-Tihi mempunyai akses terbatas untuk mendapatkan akomodasi pelayanan publik seperti pelayanan kesehatan, akses permodalan, dan pendidikan tingkat SMP dan SMA.
Sebanyak 93 kepala family di Tihi-Tihi pun menggantungkan hidupnya sehari-hari dari aktivitas bertani rumput laut dan juga nelayan tangkap.
Sayangnya, hasil panen rumput laut penduduk Tihi-Tihi terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Bila sebelumnya mereka bisa mencapai total 40 ton setiap bulannya, sekarang mereka hanya memanen sekitar 1,5 hingga 10 ton setiap bulan.
Penurunan hasil panen nan drastis ini disebabkan oleh penggunaan bibit rumput laut nan sudah sangat lama. Selain itu, hasil tangkapan ikan ketika memancing juga seringkali tidak menentu lantaran aspek cuaca. Bahkan mereka pernah tidak melaut selama nyaris 9 bulan lamanya sehingga terpaksa berhutang kepada pengepul alias nan lainnya agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Untuk itu, Badak LNG datang di tengah penduduk Tihi-Tihi untuk mendorong potensi kampung Tihi-Tihi dan juga menciptakan solusi dari persoalan nan ada.
Badak LNG melalui program MENARA MARINA telah memberikan support beragam. Seperti meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah dasar nan berada di Tihi-Tihi dengan mengadakan Badak Goes to School. Dalam bagian kesehatan, Badak LNG bekerja-sama dengan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti untuk melakukan pemeriksaan gigi gratis.
Dalam bagian peningkatan kompetensi warga, Badak LNG juga memfasilitasi program peningkatan skill dan pengetahuan seperti training teknologi e-FAD berbareng Institut Pertanian Bogor untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan, dan training budidaya rumput laut bekerja-sama dengan Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar untuk meningkatkan hasil budidaya rumput laut serta memberikan workshop berjudul Marketing & Business, Financial Management, dan Purchasing untuk meningkatkan core competency para penduduk mitra bimbingan di Kampung Tihi-Tihi.
Badak LNG dan penduduk Tihi-Tihi telah menciptakan sebuah penemuan ramah lingkungan untuk aktivitas mereka. Inovasi tersebut dikenal dengan KAPSURULA alias Kapsul Pelampung Rumput Laut Ramah Lingkungan.
Biasanya, petani rumput laut menggunakan botol plastik sebagai pelampung rumput laut. Penggunaannya pun cukup fantastis, bisa mencapai 500-1000 botol dalam 3-6 bulan.
“Kami gunakan botol plastik bisa mencapai 500 hingga 1000 botol. Akan diganti setiap 3-6 bulan. Kalau rusak, dalam 1 bulan pun perlu diganti,” ujar Muslimin, Ketua RT 17 Kampung Tihi-Tihi.
Melihat perihal ini, Badak LNG berbareng penduduk Tihi-Tihi menciptakan Kapsurula nan terbuat dari limbah non B3, polyurethane. Bahan polyurethane berasal dari limbah Perusahaan.