Liputan6.com, Jakarta UKM Center Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) berupaya selalu mendorong pengembangan dan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Hijau di Indonesia melalui pengembangan kapabilitas dan kapabilitas pelaku usaha.
Hal tersebut diungkapkan Kepala UKM Center FEB UI, Zahra KN Murad. Menurutnya, saat ini sudah banyak pelaku UMKM nan mendengar konsep UMKM Hijau, namun belum mengetahui gimana mewujudkan upaya berkepanjangan tersebut.
UKM Center merilis hasil riset mengenai praktik UMKM Hijau nan diperoleh dari mini survei terhadap pelaku UMKM nan datang di aktivitas Bedah UKM. Survei ini merupakan langkah awal dalam memetakan perilaku pelaku UMKM dalam transformasi menuju UMKM Hijau.
Berdasarkan survei kepada 77 pelaku UMKM, hasil menunjukkan bahwa sebesar 78% diantaranya sudah mempunyai rencana praktik ramah lingkungan, dan 79% responden juga mengaku sudah mematuhi norma lingkungan.
Selain itu, lebih dari 80% responden juga sudah menerapkan program pemilahan sampah dan menggunakan bahan baku produksi ramah lingkungan. Kendati demikian, hanya 1 dari 10 responden nan mempunyai sertifikasi ramah lingkungan.
Meskipun demikian, pelaku UMKM mengaku terkadang menghadapi kesulitan dalam melakukan transformasi menuju UMKM Hijau.
Seperti diketahui, UMKM Hijau adalah konsep di mana pelaku UMKM berupaya menjaga keseimbangan dan kesinambungan upaya dengan pendekatan berkepanjangan secara lingkungan.
“Karena sebenarnya pemerintah saat ini sangat memberikan perhatian untuk UMKM Hijau. Untuk itu kami UKM Center sebagai salah satu lembaga Unit Kerja Khusus (UKK) di FEB UI juga mau mencoba memberikan sedikit banyak pengetahuan lebih untuk para mitra bimbingan dan UMKM di Indonesia mengenai perihal tersebut. Sehingga ke depan dapat mewujudkan upaya nan berkelanjutan,” ujarnya.
Menurut Zahra, UKM Center mau berkontribusi memberikan solusi menyeluruh terhadap isu-isu pemberdayaan UMKM dan pengembangan kewirausahaan termasuk mengenai UMKM Hijau dalam konsep besar pembangunan berkepanjangan nan merujuk pada Sustainable Development Goals (SDG).
Untuk itu, aktivitas Bedah UKM ini juga turut mengundang akademisi, pemangku kepentingan dan pelaku upaya untuk berbagi perspektif mereka mengenai praktik dan arah kebijakan transformasi UMKM Hijau.
Berbagai topik seperti urgensi dan strategi pengembangan UMKM Hijau, kesempatan dan tantangan, hingga kesempatan pembiayaan upaya nan terbuka lebar bagi UMKM Hijau menjadi bahan paparan dan obrolan hingga akhir acara.
Melalui aktivitas ini, diharapkan mitra bimbingan UKM Center maupun UMKM lainnya di Indonesia dapat berkesinambungan dengan pemerintah, untuk meningkatkan transformasi dan pengembangan UMKM Hijau di tanah air.
“Tujuan kami adalah untuk meningkatkan kapabilitas dan kapabilitas dari UMKM nan berada dalam mitra bimbingan kami dan juga seluruh UMKM di Indonesia. Isu UMKM Hijau mempunyai urgensi lantaran saat ini segala segmen upaya diarahkan untuk menciptakan keseimbangan dalam upaya nan berkelanjutan,” tambah Zahra.