Bos Google Ingatkan Bahaya Aplikasi dari Sumber Tak Jelas

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu beda antara sistem operasi iOS (Apple) dengan Android milik Google ada pada pendekatan mereka terhadap instalasi aplikasi.

Android selama ini mengizinkan pengguna untuk memasang aplikasi pihak ketiga dari sumber di luar toko resmi alias sideloading. Dengan begitu, pengguna bisa pasang aplikasi dari sumber di luar toko resmi Google Play.

Fleksibilitas ini menjadi untung besar bagi developer dan pengguna, memberi platform untuk penelitian dan akses ke aplikasi sideloading alias sideloading apps nan mungkin tak memenuhi pedoman ketat dari Play Store.

Sementara kebalikannya, Apple selalu mempertahankan pendekatan nan lebih ketat. Apple membatasi instalasi aplikasi, di mana hanya aplikasi dari toko resmi App Store nan bisa dipasang pengguna.

Strategi ini dikritik oleh beberapa pihak. Bahkan ada nan menyebutnya menghalang penemuan dan membatasi pilihan pengguna.

Namun Apple tetap kekeuh bahwa proses tinjauan aplikasi nan ketat sangat krusial demi melindungi pengguna dari malware. Selain itu juga untuk memastikan aplikasi nan berbobot tinggi.

Dalam pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan CEO Google Sundar Pichai di Mountain View, California, Google mengumumkan rencana untuk membantu melatih 100.000 developer mobile hingga 2020.

Kebijakan Ini Paksa Apple Izinkan Pengguna iPhone Instal Aplikasi dari Sumber Tak Jelas

Namun, kehadiran patokan Digital Markets Act oleh Uni Eropa baru-baru ini bisa memaksa Apple mempertimbangkan kembali sikapnya melarang aplikasi dari sumber pihak ketiga.

DMA sendiri, sebagaimana dikutip dari Gizchina, Selasa (21/11/2023) bermaksud untuk mendorong persaingan pasar digital dan mencakup ketentuan nan bisa mengharuskan Apple mengizinkan pengguna instal aplikasi dari sumber lain.

Meski sejauh ini Apple menolak perubahan itu, akibat potensial dari DMA bagi Apple tak bisa diabaikan.

Sundar Pichai Bilang Aplikasi Pihak Ketiga Berbahaya

Menariknya, bos Google Sundar Pichai pun sebenarnya menunjukkan kehati-hatian terhadap aplikasi pihak ketiga.

Dalam testimoni terbarunya, Sundar Pichai "mengingatkan pengguna untuk tidak melakukan sideloading aplikasi."

Perlunya Kehati-hatian

Ia menyebut akibat jangkitan malware merupakan akibat ancaman dari instalasi aplikasi pihak ketiga.

Sikap ini sejalan dengan kekhawatiran Apple dan memperlihatkan bahwa Google pun mengakui ada potensi ancaman nan timbul akibat instalasi aplikasi tanpa batasan.

Debat mengenai instalasi aplikasi pihak ketiga ini bukan terjadi baru-baru ini. Meski memberi banyak kontrol ke pengguna terhadap perangkat mereka, memang perlu mempertimbangkan akibat potensial dari memberi akses ke aplikasi nan tak diverifikasi kreator perangkat.

Berikut adalah ancaman dari instalasi aplikasi dari sumber pihak ketiga:

Risiko Instal Aplikasi Pihak Ketiga

Risiko potensial aplikasi jahat

Pendiri Apple Steve Jobs merupakan pendukung kuat dari App Store. Ia memercayai bahwa sangat krusial memberikan pengalaman aplikasi nan kondusif dan terkurasi bagi pengguna iPhone.

Jobs menyadari ada akibat potensial dari instalasi aplikasi pihak ketiga dan meyakini, proses review Apple diperlukan guna melindungi pengguna dari aplikasi jahat.

Ancaman malware dalam ekosistem aplikasi modern

Sifat teknologi nan terus berkembang membikin semakin susah mengidentifikasi dan mencegah serangan malware.

Bahkan aplikasi nan awalnya lolos dari tinjauan pun bisa terinfeksi malware melalui update, perihal ini menyoroti kesulitan, memastikan keamanan aplikasi tanpa platform pengedaran nan terkontrol.

* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.

Sumber Teknologi LP6
Teknologi LP6